loading...

KUMPULAN PUISI MENARIK OLEH NORMAN ADI SATRIA


sketsa seseorang sedang terlelap karena sakit
image christinemlr
AKU SELALU INGAT SEHATMU 

Untuk: Dimas Sastro

Aku selalu ingat sehatmu
sebatang Djarum Super di sela bibirmu
kau bercerita banyak tentang hal-hal nyata
seingatku kau memang jarang bicara mimpi
kerna impian mesti dipendam di kedalaman sepi
serahasia doa, hanya batin dan Ilahi yang mengetahui.

Aku selalu ingat sehatmu
secangkir kopi dan segelas air putih dingin
kau bercerita banyak tentang segala hal, kecuali mimpi
seingatku sekalinya kau bicara impian, itu pasti telah terwujud
kerna impian mesti dipendam di kedalaman sujud
selirih doa, hanya sajadah dan Khalik yang mendengarnya.

Aku selalu ingat sehatmu
maka aku selalu terluka melihat kau sakit
sembari tertawa kau bercerita banyak tentang sakitmu
karena airmata memang mesti dipendam di kedalaman luka
seringkih doa, hanya iman dan Al Amin yang mengokohkannya.
Lekas sembuh, kawanku
biar aku punya ingatan baru
tentang sehatmu.

MBAK-MBAK CANTIK DARI MASA LALU

Mbak-mbak cantik tiba-tiba datang dari masa lalu
minta pertanggungjawaban
atas hatinya yang jatuh
ketika membaca puisi saya
“Pokoknya, pacari aku!”
ucapnya, memaksa dengan manja.
“Lho, Mbak… Mbak kan pernah jadi pacar saya.”
“Aku mau lagi….!”
“Balikan…? Keledai saja tidak jatuh pada lubang yang sama, Mbak!”
“Karena aku bukan keledai, makanya aku jatuh di hatimu-hatimu lagi!”
“Ah, Mbaknya bisa aja…”
Kemudian ia lenyap
dan terciptalah puisi yang aneh ini.
Sekian.

KARTINI (Tidak Teriak Ladies First)

Kartini
bukan kebaya
bukan jarit
bukan sanggul
bukan batik
bukan selop
bukan medhok
bukan kemayu
Kartini
bahkan bukan Jawa
selama Jawa hanya bermakna:
“nggeh-nggeh”
sebagai ketakberdayaan perempuan
terhadap tindas siapapun
atas nama apapun
termasuk kelaminmu, lelaki!
Kartini
adalah pemberontak atas istiadat moyang!
Kartini
telah menjadi moyang atas leluri baru!
Kartini
menghapus “nggeh-nggeh”
tapi dia tak menggantinya
dengan yang kau lakukan kini:
sing “mboten-mboten”
duhai wanita manja yang bilang emansipasi
tapi masih teriak “ladies first”!

TOLERANSI

Tuhan, apakah di surga nanti masih ada toleransi;
akan ada yang memimpin kami:
marilah kita berdoa menurut agama
dan kepercayaan kita masing-masing?
Berdoa dimulai,
………
………
………
………
Amin?


SEDERHANA

Di kamus besar itu
sederhana disebut-sebut berkawan karib dengan:
cukup, sewajarnya, biasa, dan bersahaja.
Sementara itu ia harus melawan:
mewah, rumit, kurang, dan berlebihan.
Ketika kesederhanaan dirumuskan
seketika kesederhanaan tak lagi sesederhana itu.
Siapa mampu menakar sederhana
selagi ia tak sekedar berapa
namun juga bagaimana?
Itu pun berapa dan bagaimana menurut siapa.
Apakah ada kata cukup bagi seorang tamak?
Bukankah dalam berlebih ia masih merasa kekurangan?
Kata cukup konon hanya milik pribadi yang bersyukur
semacam rakyat yang menghibur diri
dengan menyebut gubuk rentanya mewah
hanya karena mepet sawah.
Terlanjur terbiasa berkekurangan
namun selalu dicukup-cukupkan.
Yang berlebih paling-paling hanya utang
yang bunganya kian membengkak
di kantong-kantong orang tamak
yang menagihnya dengan garang.
Sederhana bisa saja rumit!
Semacam soal-soal yang diberikan guru matematika:
“Tolong sederhanakan bilangan di bawah ini!”
Ujug-ujug keringatanlah para siswa-siswi.
Atau semacam puisi Sapardi Djoko Damono
“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana”
yang nyatanya ruwet
karena si aku tak hanya berurusan dengan kamu
tapi juga dengan kayu, api, dan abu
dengan awan, hujan, dan tiada.
Sederhana bisa jadi sangat mewah dan prestisius!
Semacam calon pejabat yang disebut-sebut bersahaja
hanya karena singgah di warteg dan menyantap menu ala kadarnya
kemudian seketika melejit pamor dan elektabilitasnya.
Lantas, apa dan bagaimanakah sesungguhnya sederhana itu?
Jangan dijawab!
Jawabanmu bikin tambah ruwet saja!

FOTO TERBARU SEORANG MANTAN

Bila kenanganmu tiba-tiba datang minta kembali dirindu
segera kupandangi foto terbarumu
agar galau hati seketika mereda
usai teryakini bahwa
kau yang kini bukanlah dirinya
yang masih terluka

Rindu memang tak hanya hadir
atas apa yang pernah kau perbuat
namun jua dari penyesalan
atas apa yang tak pernah kulakukan
maaf
Atas jemari yang dulu tak menghapus airmata
syukurlah
tanpaku, kini kau justru bahagia

NGEYEL DAN NGEDUMEL DI SURGA

dicipta untuk patuh
lalu darimanakah Iblis memperoleh “ketidakpatuhan” itu?
benih-benih ngeyel nampaknya memang melekat
pada diri yang dikaruniai kehendak
dan Iblis nekat menuturkan kehendaknya sendiri
kehendak yang tak sejalan dengan kehendak Ilahi
adalah kengeyelan yang keji!
Iblis diusir dari surga!
ia membawa sepertiga jumlah malaikat bersamanya
malaikat-malaikat yang sedianya teramat patuh
namun kepatuhan yang dibarengi “ngedumel” dalam hati
ngedumel atas kehendak Ilahi
adalah kengeyelan yang tersembunyi!
(namun siapa bisa menyembunyikan apa dari Sang Maha?)
hengkangnya Iblis dan sepertiga malaikat
menjadi pertanda bahwa surga
tak menjamin pribadi yang abadi
memiliki kesalehan yang abadi pula
dan menjadi bukti
bahwa takdir pun melekat pada yang abadi
bahwa surga bukan tempat yang sebebas-bebasnya
hal ini diperkuat dengan terusirnya leluhur manusia
Adam dan Hawa usai melakukan pelanggaran
yang sesungguhnya tak bermuara dari “ngeyel” dan “ngedumel”
namun dari “ketidaksalehan” yang lain, yakni:
patuh pada yang selain Tuhan
sementara kini
dalam kefanaan hidup yang pasti jadi abadi
manusia-manusia menjadikan surga sebagai cita-cita
namun memelihara kengeyelan tingkat tinggi
telah dibayangkannya surga sebagai tempat serba bebas
tempat segala kehendak bakal terlaksana
tempat yang sama sekali tak kenal hukum dan aturan
bahkan sebagian berfantasi tentang pelacuran!
lantas bagaimanakah kelak jika manusia-manusia ini
benar-benar masuk ke dalam surga
dan menemukan fakta bahwa surga tak seperti yang disangkanya?
tidakkah mereka akan menjadi pribadi yang “ngeyel”
atau menjadi pribadi yang tetap saleh namun “ngedumel”?
ke mana lagi mereka akan terusir pergi
selain ke dalam neraka yang sama-sama abadi?

RIAS PENGANTIN

Jujur, aku sangat benci tata riasmu di hari pernikahan kita
kamu seperti pakai topeng, nyaris menyamai ondel-ondel
Rasanya percuma membangunkanmu sesubuh tadi
untuk dirias oleh ibu-ibu tak peka zaman
yang melukis alis semua orang sama seperti alisnya
(itu alis atau sosis solo? bukan, kebab turki!)
Ingin sekali kubilang pada ibu-ibu itu:
“Ibu tak pernah nonton tivi kah?
Tahu Dian Sastro? Agnes Monica?
Istriku ini sebelas dua belas dengan mereka!
Kenapa malah jadi Broery Marantika?
Sebel saya!”
(lagu widuri seketika membahana…)
Untunglah, aku segera ingat
tata rias ini adalah paket hemat
gratisan dari sewa gaun pengantin
“Saya kasih murah, Dek, saya riaskan sekalian. Asal pakai gaun itu,”
suara ibu perias kembali terngiang di telinga
“Itu gaun pengantin yang saya pakai tiga puluh tahun lalu lho…”
ucapnya penuh haru
Kini giliranku yang dirias
Rasanya deg-degan
Apakah nanti aku akan seganteng Afgan?
“Wah, Masnya mirip bintang pilem lho…,”
pujinya sambil menyiapkan perabotan
“Kaya Rano Karno.”
lanjutnya.
Aku mulai yakin
ibu ini masih terjebak dalam masa lalu.
“Bukannya mirip Afgan, Bu?” celetuk saya.
“Afgan itu siapa ya, Mas?”
“Penyanyi.”
“Oh… Penyanyi mah, saya tahunya Didi Kempot.”
“Kirain Broery Marantika.”
“Nah, itu juga!”
Rasanya ingin sekali menangis terlibat dalam percakapan ini
untunglah, ia segera mengajak saya menyanyi:
Sewu Kuto uwis tak liwati… sewu ati tak takoni….
Widuri…. kau elok bagai rembulan…. oh, sayang….
Ndang balioooo, Sri… Ndang baliooo….
Sejak saat itu aku bersumpah, sekali ini saja denganmu aku menikah!

Terima kasih sudah berkunjung. Semoga menginspirasi untuk terus berkarya dalam memajukan sastra Indonesia. Baca juga puisi Tahanan
KUMPULAN PUISI MENARIK OLEH NORMAN ADI SATRIA KUMPULAN PUISI MENARIK OLEH NORMAN ADI SATRIA Reviewed by Unknown on 7:36 PM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.