image the king |
Singgasana tuan membelalakkan mata
Tak sanggup wajah ini sekadar mampir berupa menoleh
Sadar diri beraroma tak pantas
Apalah daya, hidup mesti berlanjut
Kuseret tubuh bersimpuh depan tuan
Meminta sedikit penyambung hidup
Tuan berkata manis melambungkan kata
Waktu tak sanggup lagi kami hitung
Janji telah menjelma jadi abu
Kupandang tulang nyaris tak berdaging
Akal mencampakkan kehormatan
Kuseret tubuh bersimpuh depan tuan
Meminta setangkai mawar merah elok
Penyegar hidup kami Perut berguncang akibat tuan tertawa
Beribu ucapan terima kasih
Kebaikan tuan memberi tangkai berduri dengan kelopak tersayat
SANG PENOLONG
Hati mengaku tersentak perih
Menatap kepiluan luka nasib
Kemalangan yang nampak
Dikiranya pameran kehidupan
Disinggahi, sedetik kemudian terlupakan
Seribu aksi mampu ditempuh
Nyata lidah saja bergulat
Syukur, banyak memiliki hidup baik
Kaki sekuat besi
Otot tangan bagaikan baja
Berlian berserakan dalam kantong
Rupanya sayang
Dikoleksi di perut sendiri
Hati mengaku tersentak perih
Menatap kepiluan luka nasib
Kemalangan yang nampak
Dikiranya pameran kehidupan
Disinggahi, sedetik kemudian terlupakan
Seribu aksi mampu ditempuh
Nyata lidah saja bergulat
Syukur, banyak memiliki hidup baik
Kaki sekuat besi
Otot tangan bagaikan baja
Berlian berserakan dalam kantong
Rupanya sayang
Dikoleksi di perut sendiri
GEMULAI
Poles gincu merah memikat hati
Tak perlu berkata, cukup senyum
Apapun yang dilalui bertekuk dihadapannya
Sekadar bekas tapak kaki
Menyeruakkan ribuan aroma bunga
Lembut nan lentik kedipan mata
Merenggut siapapun diinginkan
Lelaki melihat namun buta
Jelas ia bertaring dan ditangannya ada belati
Berkat iman telah tanggal
Hanya racun gemulai nyata di akal
Poles gincu merah memikat hati
Tak perlu berkata, cukup senyum
Apapun yang dilalui bertekuk dihadapannya
Sekadar bekas tapak kaki
Menyeruakkan ribuan aroma bunga
Lembut nan lentik kedipan mata
Merenggut siapapun diinginkan
Lelaki melihat namun buta
Jelas ia bertaring dan ditangannya ada belati
Berkat iman telah tanggal
Hanya racun gemulai nyata di akal
No comments:
Post a Comment