image AmandineVanRay |
MANUSIA KEPINGIN KALAU BISA
Setelah lepas dari sekedar jadi
pedagang dan punya rumah toko
Manusia kepingin televisi, kulkas dan Honda bebek
Setelah lepas dari sekedar jadi pengusaha
dan punya supermarket
manusia kepingin laser disk,
baby benz dan kebun anggrek
Setelah lepas dari sekedar jadi konglomerat
dan punya kondominium
manusia kepingin kapal pesiar,
hotel terapung dan lapangan golf
Setelah lepas dari sekedar jadi pedagang
Setelah lepas dari sekedar jadi pengusaha
Setelah lepas dari sekedar jadi konglomerat
Manusia kepingin tak mati-mati
kalau bisa …
BAHKAN DALAM USIA YANG KE-62 KINI
Nenek moyangku adalah bangsa bahari
Mengarungi samudera hingga ke Malagasy
Sementara aku tak pernah pegang kemudi
Bahkan dalam usia yang ke- 62 kini
Belum ada dharmaku bagi nusantara
Belum ada bhaktiku bagi Ibu Pertiwi
Nenek moyangku adalah bangsa bahadur
Dengan niscaya membangun Borobudur
Sementara aku masih saja ngelindur
Nenek moyangku adalah bangsa bahari
Mengarungi samudera hingga ke Malagasy
Sementara aku tak pernah pegang kemudi
Bahkan dalam usia yang ke- 62 kini
Belum ada dharmaku bagi nusantara
Belum ada bhaktiku bagi Ibu Pertiwi
Nenek moyangku adalah bangsa bahadur
Dengan niscaya membangun Borobudur
Sementara aku masih saja ngelindur
KESAKSIAN PILU DI UJUNG TAHUN BARU
Kusaksikan semua
kusaksikan detik – detik peristiwa
ngeri dan pilu
terdetak di dalam dada
rasa desah
menghujam didalam jantung
melihat gelombang dahsyat
bergulung menghantam apa segala
ribuan desa
hancur seketika
puluhan ribuan
mayat terkapar dimana – mana
ada yang hanyut
ada yang terpendam, terbenam
ada yang terhimpit dirumahnya
innalilahi wainnailaihi roji’un
innalilahi wainnailaihi roji’un
tanah rencong yang permai
tiba – tiba terporak poranda
dalam sekejap
dalam hitungan detik
dalam hitungan menit
hancur
lenyap
haru biru menghunjam di dalam dada
derita rakyat nangroe aceh darussalam
adalah duka rakyat Indonesia
Kusaksikan semua
kusaksikan detik – detik peristiwa
ngeri dan pilu
terdetak di dalam dada
rasa desah
menghujam didalam jantung
melihat gelombang dahsyat
bergulung menghantam apa segala
ribuan desa
hancur seketika
puluhan ribuan
mayat terkapar dimana – mana
ada yang hanyut
ada yang terpendam, terbenam
ada yang terhimpit dirumahnya
innalilahi wainnailaihi roji’un
innalilahi wainnailaihi roji’un
tanah rencong yang permai
tiba – tiba terporak poranda
dalam sekejap
dalam hitungan detik
dalam hitungan menit
hancur
lenyap
haru biru menghunjam di dalam dada
derita rakyat nangroe aceh darussalam
adalah duka rakyat Indonesia
DI NEGERI YANG SERBA PALSU
Di negeri yang serba palsu
Beredar uang-uang palsu
Dengan iming-iming janji palsu.
Di negeri yang serba palsu
Dapat dibeli ijasah palsu
Untuk meningkatkan derajat palsu.
Di negeri yang serba palsu
Disuntikkan vaksin-vaksin palsu
Untuk melahirkan generasi-generasi palsu.
Di negeri yang serba palsu
Ditandatangani perjanjian-perjanjian palsu
Dengan tanda tangan-tanda tangan palsu.
Di negeri yang serba palsu
Ktp-ktp palsu diperjual-belikan
Untuk menampung pekerja-pekerja palsu.
Di negeri yang serba palsu
Apa yang bisa menguntungkan dipalsu
Meski dengan keuntungan-keuntungan palsu;
Air mineral dipalsu
Bensin, solar dipalsu
Kerupuk kulit, Ikan teri, telur asin dipalsu
Permen karet, jajanan pasar, susu bayi dipalsu.
Bahkan ‘purwoceng’, juga dipalsu!
Di negeri yang serba palsu
Beredar uang-uang palsu
Dengan iming-iming janji palsu.
Di negeri yang serba palsu
Dapat dibeli ijasah palsu
Untuk meningkatkan derajat palsu.
Di negeri yang serba palsu
Disuntikkan vaksin-vaksin palsu
Untuk melahirkan generasi-generasi palsu.
Di negeri yang serba palsu
Ditandatangani perjanjian-perjanjian palsu
Dengan tanda tangan-tanda tangan palsu.
Di negeri yang serba palsu
Ktp-ktp palsu diperjual-belikan
Untuk menampung pekerja-pekerja palsu.
Di negeri yang serba palsu
Apa yang bisa menguntungkan dipalsu
Meski dengan keuntungan-keuntungan palsu;
Air mineral dipalsu
Bensin, solar dipalsu
Kerupuk kulit, Ikan teri, telur asin dipalsu
Permen karet, jajanan pasar, susu bayi dipalsu.
Bahkan ‘purwoceng’, juga dipalsu!
Baca: Biografi KH. Ahmad Mustofa Bisri (Gud Mus)
TANAH AIR
Bumi yang murah hati
Laut yang tulus suci
Udara yang bijaksana
Dan matahari yang setia
Semua memberi kekayaan
Bagi umat manusia.
Tetapi di jaman atom, milenium
Dan penaklukan ruang angkasa ini
Kehidupan didesak oleh gemuruh sakit hati
Gelegar provokasi
Dari cuaca angkara murka.
Tangan-tangan keserakahan dan keculasan
Kaki-kaki tipu daya
Dan jari-jari adu domba
Adalah bunga-bunga prahara
Yang akan mengobarkan pertikaian
Menyeret persatuan ke tepi jurang malapetaka
Sementara puing-puing dari kota dan desa
Yang hancur masih mengepulkan asapnya.
Jika panji-panji kearifan
Jika bendera-bendera kejujuran
Tak segera dipancangkan dan dikibarkan
Akan semakin panjang derita rakyat.
Rakyat hanya menyimpan
harapan-harapan sederhana.
Rakyat ingin hidup
tanpa takut akan hari depannya.
Rakyat ingin bekerja
tanpa cemas kehilangan orang tercinta.
Gunung memberikan perenungan pada kalbu
Belantara memberikan pencerahan pada indra.
Dan mata air adalah lambang keikhlasan
yang penuh kedamaian.
Tetapi dalam sejarah peradaban
Raksasa dasamuka senantiasa deksura
tak bisa melihat lebih jauh dari hidungnya sendiri.
Dengan adigang ia injaki undang-undang
Dengan adigung ia kangkangi emas permata
Dengan adiguna ia perdayai ketulusan hati rakyatnya.
Wahai, tanah airku
Di manakah pemimpinmu?
Yang mampu membangun rumah, membangun sekolah?
Yang mampu menghasilkan lebih banyak sandang lebih banyak pangan.
Yang bukan saja tahu apa yang terjadi hari ini
Tetapi juga memikirkan hari esok
Dan bekerja untuk kepentingan itu.
Wahai, tanah airku
Di manakah pemimpinmu?
Yang mampu mewujudkan kehidupan yang cocok
Dan cita-cita terbaik bagi rakyatnya?
Wahai, saudara-saudaraku
Tidak seharusnya kita bertengkar.
Karena pertengkaran dan saling cakar
Akan meminta lebih banyak jiwa.
Dan amuknya akan menghanguskan wilayah
Yang makin luas.
Wahai, tanah airku
Wahai, saudara-saudaraku,
Mari kita tumpulkan duri-duri yang runcing
Dalam hubungan antar manusia, oleh manusia
Dan untuk kesejahteraan umat manusia.
Bumi yang murah hati
Laut yang tulus suci
Udara yang bijaksana
Dan matahari yang setia
Semua memberi kekayaan
Bagi umat manusia.
Tetapi di jaman atom, milenium
Dan penaklukan ruang angkasa ini
Kehidupan didesak oleh gemuruh sakit hati
Gelegar provokasi
Dari cuaca angkara murka.
Tangan-tangan keserakahan dan keculasan
Kaki-kaki tipu daya
Dan jari-jari adu domba
Adalah bunga-bunga prahara
Yang akan mengobarkan pertikaian
Menyeret persatuan ke tepi jurang malapetaka
Sementara puing-puing dari kota dan desa
Yang hancur masih mengepulkan asapnya.
Jika panji-panji kearifan
Jika bendera-bendera kejujuran
Tak segera dipancangkan dan dikibarkan
Akan semakin panjang derita rakyat.
Rakyat hanya menyimpan
harapan-harapan sederhana.
Rakyat ingin hidup
tanpa takut akan hari depannya.
Rakyat ingin bekerja
tanpa cemas kehilangan orang tercinta.
Gunung memberikan perenungan pada kalbu
Belantara memberikan pencerahan pada indra.
Dan mata air adalah lambang keikhlasan
yang penuh kedamaian.
Tetapi dalam sejarah peradaban
Raksasa dasamuka senantiasa deksura
tak bisa melihat lebih jauh dari hidungnya sendiri.
Dengan adigang ia injaki undang-undang
Dengan adigung ia kangkangi emas permata
Dengan adiguna ia perdayai ketulusan hati rakyatnya.
Wahai, tanah airku
Di manakah pemimpinmu?
Yang mampu membangun rumah, membangun sekolah?
Yang mampu menghasilkan lebih banyak sandang lebih banyak pangan.
Yang bukan saja tahu apa yang terjadi hari ini
Tetapi juga memikirkan hari esok
Dan bekerja untuk kepentingan itu.
Wahai, tanah airku
Di manakah pemimpinmu?
Yang mampu mewujudkan kehidupan yang cocok
Dan cita-cita terbaik bagi rakyatnya?
Wahai, saudara-saudaraku
Tidak seharusnya kita bertengkar.
Karena pertengkaran dan saling cakar
Akan meminta lebih banyak jiwa.
Dan amuknya akan menghanguskan wilayah
Yang makin luas.
Wahai, tanah airku
Wahai, saudara-saudaraku,
Mari kita tumpulkan duri-duri yang runcing
Dalam hubungan antar manusia, oleh manusia
Dan untuk kesejahteraan umat manusia.
LUCU JUGA, YA?
Lucu juga, ya?
Ada calon anggota dewan
Pasang poster di kuburan
Tebar pesona
Bagi arwah-arwah penasaran.
Lucu juga, ya?
Ada pejabat yang tertangkap tangan
Karena korupsi uang milyaran.
Ketika televisi menyiarkan
Bukannya malu, malah cengengesan.
Bisa beri info....sajak bang Jose Rizal M yg bercerita ttg rajawali judulnya apa ya.....salah satu bait nya
ReplyDeleteSetelah merontokkan bulu bulu....dst
saya sudah cari tau, tapi tidak dapat.
Deletemaaf tidak bisa membantu
RAJAWALI
DeleteJose Rizal Manua
Setelah menentang topan
Setelah menyongsong badai
Rajawali bertapa
Di puncak gunung yang tinggi.
Demikian segenap insan
Yang ingin bertahan jaya.
Dalam melewati sebuah perubahan
membebaskan diri dari segala kenangan.
Berguru pada masalalu
Melangkah ke masa depan
Menuju kekemenangan.
Setelah menyiksa diri
Mematuki batu-batu
Mencabuti kuku-kuku
Merontokkan bulu-bulu
Rajawali mengembara
Menjadi raja di angkasa raya.
Sayap yang lebar
Adalah sayap rajawali
Mata yang tajam
Adalah mata rajawali.
Setelah menentang topan
Menyongsong badai
Rajawali mengembara
Menjadi raja di angkasa raya.
Sudah saya bagikan ya. Semoga bermanfaat.
DeleteApakah ada puisi yang berjudul "Apakah Huthomah"? saya butuh puisi ini kak. Terimakasih.
DeleteDear Sastrawangggg...tkasih bantuannya...salam.
ReplyDeleteTq.......maaf terlambat.
ReplyDeleteSaya mencari puisi jose rizak manua yang berjudul aku hanya ingin , tapi tidak ada di internet . Adakah yang tahu ?
ReplyDeleteSalam kak, apakah kakak punya teks puisi Jose Rizal Manua yg berjudul Apakah Huthomah?
ReplyDelete