Buku ini aku persembahkan kepada
pencari cinta yang tersebar di berbagai belahan bumi. Cintailah seseorang
secukupnya saja, jangan memberikan 100% cintamu pada orang yang kau cintai,
karena waktu terus berputar dan hati terus berubah. Kau tak akan pernah tahu,
apakah cintamu akan bersambut ataukah berakhir dengan mengenaskan.
Apapun bisa terjadi jika itu cinta.
Sebaris kalimat singkat yang terbilang nekat ternyata dialami Pia Crystalline
yang menjatuhkan pilihan hatinya pada seorang pria yang berdarah Turki, Osman
Yazici. Lima tahun saling mengenal lewat social media membuatnya yakin dan
tidak peduli berapa biaya dan lamanya perjalanan mampu di halau untuk menemui
lelaki yang disukainya.
Terlepas sebelum menemuinya Pia
sudah mengutarakan perasaannya namun Osman menolak. Hubungan mereka tetap baik,
dan Pia yakin perjalanannya ini tidaklah sia-sia. Selama berada di Turki Pia
tinggal bersama keluarga Osman. Semuanya menyambutnya dengan hangat, dan Pia
semakin senang dan yakin tetap memberikan cintanya untuk Osman.
Belum sempat beristirahat Osman
mengajak Pia bertemu dengan Beyza, sahabatnya. Yang dulu adalah mantan kekasih
Osman. Walau Osman tidak pernah mengatakannya pada Pia, tapi dia bisa menangkap
dengan jelas tatapan yang diberikan pada wanita itu bukan sebagai sahabat. Rasa
minder menghampirinya, melihat penampilan Beyza, sungguh wanita yang nyaris
sempurna. Dia cantik dan ramah. Terlebih sangat baik dengannya.
Pia ingin mengenal Turki, dan
orang-orangnya lebih dekat, tiap hari menghabiskan waktunya berkelling setiap
sudut Istanbul. Ada beragam hal yang ditemui. Salah satunya minuman khas Turki
Sahlep saya sempat salah baca sekira salep yang
biasanya diminuman saat musim dingin. Perbandingan budaya Indonesia dan Turki.
Sistem transportasi, beragam museum,
mesjid, dan pasar-pasar.
Selama berada di Turki, walaupun
Osman bekerja, dia selalu memastikan Pia baik-baik saja. Tidak sia-sia
pengorbanan Pia. Lelaki yang dulu menolaknya, ternyata bisa merasakan cemburu
saat melihat Pia berdansa dengan temannya di persta pertunangan temannya.
Perasaan Pia melambung saat
mengetahui Osman bisa cemburu juga. Walau terkadang mengingatkan dirinya
sendiri untuk berpikir wajar dan tidak mungkin memiliki, namun serentetan
perhatian, rasa peduli, sentuhan tangan Osman selalu membayang. Keyakinan
tertanam dalam diri, Osman mencintainya juga.
Mungkin aku terlalu berharap tinggi
untuk terlihat
Sempurna
Menutup rapat semua celah agar tak
seorang pun menyadari
Berpura-pura tak ada sesuatu pun
terjadi
Tetap bungkam, tak peduli
Namun rasa ini sungguh telah
membuatku mati
Amarah, sakit hati, trauma,
kesedihan yang tersembunyi,
dendam, mimpi buruk yang
berkepanjangan
semua berbaur membakarku seperti aou
Aku tak ingin kehilangan senyumanku,
semangatku
Namun neraka it uterus saja
menyeretku berteriak
dan berusaha melepaskan ketakinanku
luka ini sunggu menyayat
sakit…
Tangis tak lagi bisa mengobati
Baru kusadari
Aku telah menjadi kepingan-kepingan
tak beraturan
Berserakan, tersebar tak tentu
tujuan
Takan pernah bisa kembali utuh…
Takkan pernah.
Rencana yang dia katakan sebagai
liburan di Turki akan segera berakhir. Namun belum ada pernyataan yang
sebenarnya dari Osman kalau dia menginginkan Pia. Kejadian mengerikan menghampirnya.
Beyza yang mengaku sangat senang dan suka berteman dengannya melakukan
pelecehan disaat dia menginap dirumah Beyza. Belum sempat mengatakan apa yang
dialaminya, Beyza mengalami kecelakaan, hingga semua perhatian Osman hanya
tertuju pada Beyza.
Hanya Beyza yang tahu kalau Osman
ternyata menyukai Pia. Namun keadaan tubuhnya tidak memungkinkan untuk
memilikinya. Dia tahu Pia sangat menyukai anak kecil, sedangkan dokter sudah
memfonisnya mandul. Bujukan Beyza untuk membangun kembali cinta yang pernah mereka
miliki berhasil. Namun Osma tidak akan pernah tahu kalau cinta Beyza bukanlah
cinta sebenarnya.
Daya tarik terkuat dari novel ini
adalah aroma Istanbul yang berhasil memberikan gambaran bagi pembaca. Penulis
mampu membawa kita benar-benar merasakan suanan Istanbul. Penggambaran tentang
wisata kuliner, bangunan-bangunannya, detail lokasi, transportasi, dan budaya.
Karena penulis pernah menjelajah ke daerah Turki. Ada beberapa bagian bahkan di
lengkapi dengan foto. Kekurangannya, khusus saat bercerita tentang sejarah
dalam sebuah museum. Rasanya seperti sedang mendengarkan dosen mengajar. Selain
itu, novel ini lebih menonjolkan sisi petualangan Pia selama di Istanbul.
Hingga bagian konflik rasanya kurang mendetail, dan terlalu tergesa-gesa untuk
diselesaikan. Seperti yang terjadi saat Pia meninggalkan rumah Osman, setelah
Annane bertanya, tidak ada penjelasan lebih detail lagi tentang keluarga itu
hingga cerita tamat. Terlebih sosok tokoh Pia dalam cerita memiliki karakter
yang berubah-ubah. Dia tidak begitu menyukai orang asing yang terlalu sok akrab,
tapi saat bertemu tokoh bernama Fatih tiba-tiba senang berteman dengannya.
Bahkan sempat bercerita tentang masalah pribadi. Terlepas dari kekurangan
cerita, bagian bab-bab terakhir penulis menyisipkan twist, dan ini menjadi
salah satu sisi menariknya.
Terima kasih sudah berkunjung. Baca juga Review Laskar Pelangi
Terima kasih sudah berkunjung. Baca juga Review Laskar Pelangi
No comments:
Post a Comment