image Shabari |
Kemarin ia dipecat. Tadi pagi mati bunuh diri. Malam ini kulihat ia kembali masuk kerja. Duduk pucat terkantuk-kantuk di dekat pintu kamar mayat.
Ular Siluman
Ular itu menyelesup masuk mimpimu. Ular itu mendesis, matanya merah saga, menatapmu. Kau menjerit, dan cepat-cepat menghantamnya dengan lonjoran besi.
Saat terbangun, kau mendapati ibumu mati terkapar bersimbah darah. Kepalanya pecah.
Malam Seorang Tukang Ronda
Ia paling suka saat tengah malam. Saat ia berkeliling dan memukul tiang listrik. Ia suka sekali mendengar bunyi tiang listrik itu. Seperti mendengar jerit kesunyian.
Entah kenapa, ia merasa gelisah malam ini. Saat ia memukul tiang listrik, yang terdengar bukan suara denting. Tapi lengking anjing.
Misteri Laki-laki yang Tak Kembali
Perempuan itu menunggu suaminya pulang. Sejak sore ia sudah berdandan. Sekarang hari ulang tahun perkawinan mereka, dan ia ingin terlihat cantik saat laki-laki yang dicintainya itu datang.
Tapi hingga larut malam, suaminya tak juga pulang. Ia mulai terkantuk-kantuk dan bosan.
Mendadak terdengar kunci pintu dibuka pelan. Ia tergeragap dan bangkit. Tapi tak ada siapa-siapa. Sejak itulah suaminya tak pernah kembali.
Mayat Tanpa Kepala
Aku ditemukan mati tanpa kepala. Malam-malam aku mendatangi rumahmu.
“Boleh kupinjam kepalamu?” kataku. Kau tampak terkesiap.
Pagi harinya, kau ditemukan tergeletak tanpa kepala.
Penyanyi Dangdut yang Mati Diperkosa
Kami, berlima, merencanakannya lama. Ia kami cegat, dan segera kami seret ke gudang. Ia cantik dan bahenol, tapi kami tergila-gila pada suaranya. “Aku ingin kamu nyanyi lagu ‘Malam Terakhir’….” bentakku.
Ia menyanyi dengan serak gemetar, sementara kami terus memperkosanya.
Sejak itu, setiap malam, saat sendirian di kamar, aku selalu mendengar suaranya bernyanyi dari arah kamar mandi di antara air yang menggemericik.
Purnama di Atas Sumur Tua
Dari sumur itu selalu tercium bau bacin. Airnya sering tiba-tiba berubah kental dan merah. “Di zaman Gestapu dulu,” cerita Nenek, “puluhan orang dibantai, dan dibuang ke dalamnya.” Sejak itu, siapa pun tak ada yang berani mendekat sumur di belakang rumahmu itu
Tapi setiap kali purnama, aku suka diam-diam ke sana. Memandangi bangkai mayatku yang mengapung di dasar sumur itu.
Paket Kematian
Kau mendapat paket yang berisi kematianmu sendiri. Mohon diterima dengan baik, tulis pesan yang menyertai.
“Aneh sekali,” gumammu, sambil memperlihatkan paket itu pada istrimu.
“Siapa sih iseng ngirim beginian?” Istrimu tertawa, menganggapmu bercanda. Karena di alamat pengirim jelas tertera namamu.
Perempuan yang Mati Membakar Diri
Tubuh perempuan itu ditemukan gosong, mendekap bayi yang disusuinya.
“Karena tak tahan hidup miskin, ia membakar diri,” kata orang-orang kampung. Beberapa warga yang mengangkat mayatnya bersumpah: mereka melihat air susu perempuan itu masih menetes-netes dari putingnya.
Sejak itu, malam-malam di kampung kami terasa ganjil. Sering terdegar tangis bayi melintasi kampung. Dan bau gurih daging terbakar.
Ulat dalam Kepala
Bocah itu iba pada adiknya yang bertahun-tahun sakit terbaring dengan kepala yang dari hari ke hari makin membengkak. “Seperti ada ribuan ulat berbiak di kepalaku,” erang adiknya.
Suatu hari bocah itu melihat ibunya membelah apel, dan ada ulat di dalamnya.
Tengah malam, diam-diam, ia mengambil pisau. Kini ia tahu bagaimana menolong adiknya.
Bayi
Tengah malam, bayi yang dibuang ke semak-semak itu terus menangis menjerit-jerit kelaparan. Pelan-pelan ia mulai memakan jari-jarinya, lengan dan kakinya, melahap usus dan jantungnya, hingga tak bersisa.
Tamasya Keluaga Seorang Kerani
Liburan sekolah ini ia ingin mengajak anak-anaknya tamasya. “Meski miskin, sesekali perlu juga kita rekreasi,” katanya. Anak-anak bersorak gembira.
Digoncengnya anak-anak ke Kebun Binatang. Ia tersenyum menyaksikan mereka berlarian dan main prosotan.
Mendadak ponselnya berbunyi. Dari istrinya, “Katanya mau ngajak liburan? Anak-anak nunggu di rumah nih!”
Buru-buru ia ngebut pulang. Tapi di tikungan sepeda motornya terguling dan truk yang melaju kencang langsung menyambar. Sedetik sebelum nyawanya melayang, ia tiba-tiba teringat kalau istrinya sudah meninggal setahun lalu.
Ular Kutukan
Ia tergeragap bangun mendapati ular keling menyelusup ke dalam selimut, dan tak sempat menjerit ketika ular itu masuk duburnya. Dalam gelap ia melihat mata terbelalak bocah laki-laki yang dulu ia sodomi.
Pesan Gaib
Begitu mati, ia langsung meraih ponselnya. Dikirimnya SMS pada istrinya: Segera kujemput kamu. Ia memang berjanji mengajak pergi ke pesta malam ini.
Oke, balas istrinya. Dan ia seketika kejang-kejang. Lalu mati.
Kisah itu menjadi kasak-kusuk di kota kami. Kabarnya, SMS itu sampai sekarang masih gentayangan, dan sering muncul ke ponsel siapa saja.
Anjing Jejadian
Kau berpapasan dengan anjing itu di tikungan jalan. Bulan mati, mata anjing itu seperti menyala. Kau segera mengambil batu dan menyambitnya. Tepat mengenai matanya.
Sampai rumah kau mendapati istrimu begitu panik menggendong anakmu yang terus-terusan menangis. “Kenapa?”
“Entahlah,” jawab istrimu. “Ia mendadak terbangun. Seperti ada yang tiba-tiba menyambit matanya. Lihatlah….”
Kau melihat mata anakmu terus meneteskan darah.
Kisah Seorang Psikopat
Sebelum polisi tiba ia bergegas mengemas koper yang berisi potongan tubuhnya sendiri.
Sebuah Kuburan
Orang-orang bilang kuburan itu berhantu. Setiap pulang tengah malam, kau pasti merinding melewatinya. Seperti ada suara yang terus mengerang dan melolong. Mengingatkanmu pada kejadian bertahun lalu, ketika kau dulu mati dipotong-potong dan dibuang ke kuburan itu.
Mata Pembunuh
Pembunuh itu selalu mencongkel mata korban-korbannya. Ia menyimpan semua mata itu dalam toples bening, dan suka sekali memandanginya. Ia selalu merasa bahagia setiap kali mata itu berkedip padanya
Ambulans Tengah Malam
Ambulans yang membawa jenazahmu berkali-kali oleng karena sopirnya ngantuk. “Aku tak mau mati kecelakaan lagi,” katamu. “Sini, biar saya setir.” Pak Sopir pun gantian istirahat di peti mati.
Kulihat ambulans itu melintas pelan menuju rumahmu.
Malam Jumat 14 Mei
Seorang pemuda mengetuk pintu. Kau menyuruhnya masuk. Dia bilang mau menemui anakmu. ”Kemarin kami bertemu, dan ia menyerahkan ini,” katanya, sambil memperlihatkan foto. Kau nyaris menangis melihat foto yang kusam bekas terbakar itu.
Sampai pemuda itu pamit pulang, kau tak pernah menceritakan: betapa putrimu sudah mati pada bulan Mei bertahun-tahun lalu.
Hantu Metromini
Tak ada lagi yang berani naik metromini itu, sejak seorang perempuan ditemukan mati meringkuk di bawah kursinya. Ia cantik dan mengenakan blazer. Kabarnya, segerombolan pemuda mabok merampok dan memperkosa perempuan yang pulang kemalaman itu.
Aku selalu menyaksikan metromini itu melintas malam-malam. Kulihat diriku duduk sendirian di dalamnya.
Muslihat Purba
Adam berbisik ke telinga Iblis yang kesepian. Iblis pun segera menyaru. Sesuatu yang mengerikan terjadi setelah itu….
Terima kasih sudah membaca. Semoga bermanfaat. Baca juga cerpen Rumah Masa Kecil
No comments:
Post a Comment