Saturday, April 22, 2017

KUMPULAN PUISI TERBAIK DARI JOSHUA IGHO


sketsa lelaki yang lelah mencari
image infinity
PUISI YANG MENCARI ALAMAT

Engkau, puisi yang tergelincir dari langit
bergulung-gulung di dinding tebing
lalu jatuh di rumput lembah
ingin aku menyeka wajah letihmu
wajah pencarian

Engkau, puisi yang mati suri
terbaring di ruang perawatan
tak ada dokter jaga yang menunggui
ingin aku memanggil kereta
dan mengantarmu ke negeri sunyi

Engkau, puisi yang mencari alamat
di abad yang telah pengap
aku ingin membuka tabirnya
mengirim cahaya dari masa lalumu
yang kau tinggalkan di tengah perjalanan

SEPOTONG BULAN

Sepotong bulan teriris cakrawala
separuhnya jatuh ke dasar samudera
anak-anaknya pulang ke sarang
senja meranggas kelam
menyimpan sunyi paling rahasia
malam seperti berpaling

KEBENARAN DALAM PETI MATI

Kebenaran menggigil
seperti patung yang berdiri
di antara hirukpikuk pembenaran
Riuh kata tanpa makna
gemanya kemana-mana
menerobos bangunan martabat
kebenaran beringsut
hilang tertutup kabut
mengatup di padang sunyi
terpenggal pedang zaman
yang dibangun atas nama peradaban
kebenaran yang pingsan
dijadikan tumbal
di atas altar dan sesaji
di abad yang menari
kebenaran dalam peti mati
berjalan sendiri
menuju pemakaman

ADALAH KAMU

Adalah setidaknya cinta
yang masih tersisa
di tiap helaan nafas kita
adalah rindu...
yang memburu inginku
bertemu wajahmu
adalah pilu
yang menusuk sunyi malam
tatkala rindu ini
hanya bersarang pada ragu
adalah kamu
yang membuat aku
masih terus bertahan
melawan waktu
aku tak ingin
engkau jadi sekadar bunga
yang mengharumi cinta

ABAD PENUH LAKNAT

Abad penuh laknat
di sudut-sudut kota terpasang
gambar tuhan serupa hantu

Wajah-wajah kusam menghuni kota sunyi
cahaya tak pernah datang
hanya seberkas sinar
yang membias dari bulan beku

Orang-orang berkerumun di sudut kota
memunguti setiap kalimat para ahli kitab
yang terserak di trotoar jalan
orang-orang semakin berduyun
berebut kalimat para ahli kitab
hanya seorang anak kecil yang menemukan
kata "surga"

Semoga dapat mengispirasi untuk berkaya dalam sastra Indonesia. Baca juga puisi Surat Cinta dari Sangkakala

No comments:

Post a Comment